Masjid merupakan kawasan beribadah umat Islam. Di masjid mereka saling berdekatan, bertatapan, berjabatan tangan, bersapa, dan berpautan hati demi mewujudkan semangat ukhuwah ( menjalin persatuan). Rasa persatuan yang paling indah yakni persatuan dan kebersamaan orang yang shalat berjamaah. Salat dipimpin satu imam, sama-sama bermunajat hanya kepada Allah Swt., membaca kitab suci yang satu, dan menghadap ke kiblat yang sama. Mereka melakukan amal yang sama, rukuk dan sujud kepada Allah Swt. Subhanallah.
A. Pengertian Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah ialah shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum. Shalat lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan secara berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid). Hukum shalat wajib berjamaah yaitu sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat
dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukum shalat berjamaah yakni fardu kifayah.
Keutamaan shalat berjamaah kalau dibandingkan shalat munfarid adalah dilipatkan 27 derajat. Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda :
Artinya :
“Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari dan Muslim)
Keistimewaan lain bagi orang yang rajin shalat berjamaah yaitu akan dibebaskan oleh Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut ini.
Artinya :
Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw.,bahwasanya beliau bersabda: “Barangsiapa shalat di masjid dengan berjamaah selama empat puluh malam, dan tidak pernah tertinggal pada rakaat pertama dari shalat Isya, maka Allah akan membebaskan baginya dari api neraka.” (H.R. Ibnu Majah).
B. Syarat Sah Shalat Berjamaah
Dalam mengerjakan shalat berjamaah, ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi. Adapun syarat-syarat sah shalat berjamaah ialah sebagai berikut :
- Ada imam.
- Makmum berniat untuk mengikuti imam.
- Shalat dikerjakan dalam satu majelis.
- Shalat makmum sesuai dengan shalat-nya imam.
Kedudukan imam dalam shalat berjamaa sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin seluruh jamaah shalat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri. Syarat yang dimaksud yakni :
- Mengetahui syarat dan rukun, serta kasus yang membatalkan
- Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an,
- Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
- Berakal sehat,
- Ballig,
- Berdiri pada posisi paling depan,
- Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam bila makmumya wanita semua), dan
- Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.
Sedangkan syarat-syarat menjadi makmum yakni mirip berikut.
- Makmum berniat mengikuti imam,
- Mengetahui gerakan shalat imam,
- Berada dalam satu tempat dengan imam,
- Posisinya di belakang imam, dan
- Hendaklah shalat makmum sesuai dengan shalat imam, contohnya imam shalat Asar makmum juga shalat Asar
Makmum Masbμq
Makmum yaitu makmum yang tidak sempat membaca surat al-Fati¥ah bersama imam di rakaat pertama. Lawan katanya yaitu makmum muwafiq, yakni makmum yang dapat mengikut luruh rangkaian shalat berjamaah bersama imam.
Jika kalian dalam kondisi ketinggalan berjamaah mirip ini, perlu kecermatan dalam tata cara menghitung jumlah rakaat. Untuk itu, perhatikan beberapa gambaran peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat penting, siapa tahu kalian mengalaminya:
- Pada saat makmum tiba untuk berjamaah shalat Asar, imam masih bangkit pada rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah. Namun, sebelum selesai membaca al-Fatiaah imam rukuk, maka dalam keadaan ini makmum harus segera rukuk mengikuti imam tanpa harus menuntaskan bacaan al-Fatiaah.
- Pada ketika makmum datang untuk berjamaah £alat Asar, imam sedang rukuk untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatiaah meskipun hanya satu ayat. Lalu, makmum segera rukuk mengikuti imam tanpa harus menuntaskan bacaan al-Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan mendapatkan seluruh rakaat bersama imam.
- Pada dikala m akmum datang untuk berjamaah imam sedang i‘tidal atau sujud untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan langsung i‘tidal atau sujud bersama imam. Pada ketika imam menutup shalat dengan salam, makmum bangun lagi untuk menambah kekurangan rakaat yang belum simpulan.
C. Halangan Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah dapat ditinggalkan, lalu melaksanakan shalat sendirian (munfarid). Faktor yang menjadi halangan itu yaitu:
- Hujan yang menjadikan susah menuju ke daerah shalat berjamaah,
- Angin kencang yang sangat membahayakan,
- Sakit yang menimbulkan susah berjalan menuju ke tempat shalat berjamaah,
- Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil, dan
- Karena gres makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, mirip bawang, petai, dan jengkol.
D. Tata Cara Shalat Berjamaah
Berdasarkan ketentuan di atas shalat wajib berjamaah yaitu sebagai berikut.
- Shalat berjamaah diawali dengan adzan dan iqomah, tetapi jika tidak memungkinkan cukup dengan iqomah saja.
- Barisan shalat ( saf) di belakang imam diisi oleh jamaah laki-laki, sementara jamaah wanita berada di belakangnya.
- Di dalam melaksanakan shalat berjamaah seorang imam membaca bacaan shalat ada yang nyaring (jahr) dan ada yang dilirihkan (sir). Bacaan yang dinyaringkan adalah: Bacaan takbiratul ikhram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam; Bacaan al-Fatihah dan ayat-ayat al-Qur’an pada dua rakaat pertama shalat Magrib, Isya, dan Subuh. Begitu juga dengan shalat Jumat, gerhana, istisqo, ’idain (dua hari raya), Tarawih dan Witir; Bacaan amin bagi imam dan makmum sesudah imam tamat membaca al-Fatihah
- Makmum harus mengikuti gerakan imam dan dilarang mendahului gerakan imam;
- Setelah salam, imam membaca dzikir dan doa gotong royong dengan makmum atau membacanya sendiri-sendiri.
E. Keutamaan Shalat Berjamaah
Perbandingan pahala antara £alat sendirian dan dengan shalat berjamaah, yakni satu berbanding 27 derajat. Hal ini alasannya adalah shalat berjamaah memiliki keutamaan, yaitu:
- Menjalin silaturahmi antarsesama;
- Mengajarkan hidup disiplin, saling menyayangi, dan menghargai;
- Menjaga persatuan, kesatuan, dan kebersamaan;
- Menahan dari kemauan sendiri (egois);
- Mengajarkan kepatuhan seorang muslim kepada pimpinannya.
Sikap kecintaan kepada shalat berjamaah mampu diwujudkan melalui perilaku sebagai berikut.
- Ketika masuk waktu shalat segera menuju ke masjid dan mengumandangkan atau mendengarkan azan.
- Ketika mendengar azan segera menuju masjid.
- Mengajak teman-temannya untuk shalat berjamaah.
- Suka menjalin tali silaturahmi antara sesama di masjid.
- Senang mendatangi majelis taklim untuk menuntut ilmu agama.
- Tidak suka membeda-bedakan status sosial seseorang, karena kedudukannya sama di hadapan Allah Swt.
- Bersikap demokratis, taat kepada pimpinan selama tidak melaksanakan kesalahan. Apabila pimpinan salah kita wajib mengingatkan ke jalan yang benar, temasuk di dalam taat kepada kedua orang bau tanah dan guru.
- Menjaga persatuan, kesatuan, dan bersikap demokratis.