Saat menyanyikan sebuah lagu tentunya kita akan memakai nada-nada yang tersusun dalam sebuah tangga nada. Tangga nada merupakan susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada. Tangga nada dimulai dari salah satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, contohnya do, re, mi, fa, so, la, si, do.
Tangga nada dikelompokkan menjadi tangga nada diatonik dan tangga nada pentatonik. Tangga nada diatonis ialah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada dan menggunakan 2 macam jarak nada, yakni jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah). Tangga nada ini terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Tangga Nada Mayor
Sebagai acuan, tangga nada A mayor adalah C, D, E, F, G, A, B, C’. Ciri-cirinya yaitu sebagai berikut.
- Bersifat riang besar hati.
- Bersemangat.
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do.
- Memiliki acuan interval : 1 , 1 , ½, 1 , 1 , 1, ½.
Dalam teori musik, skala mayor atau tangga nada mayor adalah salah satu tangga nada diatonik. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam skala mayor yaitu: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½.
Salah satu lagu yang bertangga nada Mayor adalah lagu Halo-halo Bandung seperti di bawah ini.
2. Tangga Nada Minor
Dalam teori musik, tangga nada minor yakni salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) yakni: 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1. Sebagai teladan, tangga nada A minor ialah A, B, C, D, E, F, G, A’.
Tangga nada minor dapat dilihat sebagai mode musik ke-enam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap memiliki bunyi yang cenderung lebih duka dibandingkan dengan tangga nada mayor. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
- Bersifat duka.
- Kurang bersemangat.
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A.
- Mempunyai contoh interval : 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1.
Tangga nada minor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor yakni c’ == Tanda mula tangga nada minor ==. Tanda mula yang sesuai dengan contoh interval suatu tangga nada minor alami dianggap sebagai tanda mula untuk tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang mempunyai tanda mula sama disebut sebagai relatif. Kaprikornus, tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor ialah minor relatif dari tangga nada A mayor.
Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor, ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yakni dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, contohnya G mayor, terdiri atas satu kres, maka tangga nada minor relatifnya, E minor, juga mempunyai satu kres sebagai tanda mula.
Ayo Berkreasi
Buatlah tangga nada C mayor dan C minor serta G mayor dan G minor! Buatlah tangga nada tersebut dalam kotak berikut.
1. C Mayor dan C Minor
Tangga Nada C Mayor dan C Minor | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
C Mayor | C Minor Harmonik | ||||||||||||||
C | D | E | F | G | A | B | C | C | D | E♭ | F | G | A♭ | B | C |
Minor Harmonik = Nada ke 3,dan 6 diturunkan setengah
2. G Mayor dan G Minor
Tangga Nada G Mayor dan G Minor | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
G Mayor | G Minor Harmonik | ||||||||||||||
G | A | B | C | D | E | F# | G | G | A | B♭ | C | D | E♭ | F# | G |
Selain tangga nada diatonik ada juga tangga nada pentatonik. Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang menggunakan 5 nada pokok (penta=lima, tone=nada) dengan jarak yang berbeda-beda. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat menurut jarak nada, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga nada.
Tangga nada pentatonis terbagi atas dua tangga nada, yakni Slendro dan Pelog. Masing-masing tangga nada pentatonis ini mempunyai susunan jarak nada yang berbeda.