Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ yaitu sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt. Orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak mitra. Biasanya orang yang demikian akan lebih akrab dengan
kesuksesan.
Hemat dan sederhana akan membuat kehidupan insan menjadi lebih damai dan tenteram. Berfoya-foya dan menghambur-hamburkan harta itu ialah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan.
A. Membaca Ayat al-Qur’ān perihal Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana
Ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan rendah hati, irit, dan hidup sederhana.
1. Q.S. al-Furqān/25: 63
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
وَ | dan | هَوْنًا | dengan rendah hati |
عِبَادُ | hamba-hamba | وَ | dan |
الرَّحْمَٰنِ | Tuhan Yang Maha Pengasih | إِذَ | apabila |
الَّذِينَ | itu yakni | خَاطَبَهُمُ | menyapa mereka |
يَمْشُونَ | orang-orang yang berjalan | الْجَاهِلُونَ | orang-orang bodoh |
عَلَى | di atas | قَالُو | mereka mengucapkan |
الْأَرْضِ | bumi | سَلَامًا | salam |
Terjemah :
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu yakni orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang terbelakang menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”.
Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S. al-Furqān/25: 63
Di dalam ayat ini Allah mengajarkan biar kita mempunyai sifat rendah hati.
- Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap sikap kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang-orang jahil yang menyapa kita.
- Rendah hati disebut juga dengan tawadu’ ialah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt.
- Sikap rendah hati dapat terlihat pada ketika mereka berjalan. Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati diri dan fitrah insan, dan selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai aliran Allah Swt. Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh. Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah dalam Q.S. al-Isrā’/17 ayat 37 :
Artinya :
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong…”. (Q.S. al-Isrā’/17 : 37)
- Nabi Muhammad saw. berpesan semoga kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat tawadu’ (rendah hati) dan menjauhkan dari sifat sombong. Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati malah derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt.
2. Q.S. al-Isrā’/17 : 27
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
إِنَّ | bahwasanya | وَ | dan |
الْمُبَذِّرِينَ | orang-orang yang pemboros | كَانَ | yaitu |
كَانُوا | mereka yaitu | الشَّيْطَانُ | setan |
إِخْوَانَ | saudara | لِرَبِّهِ | kepada tuhannya |
الشَّيَاطِينِ | setan | كَفُورًا | sangat ingkar |
Terjemah :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu ialah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Memahami Pesan-pesan Mulia Q.S. al-Isrā’/17: 27
Ayat ini diturunkan Allah dalam rangka menjelaskan gaya hidup kaum Jahiliyyah yang salah. Kaum Jahiliyyah yakni yaitu bangsa Arab sebelum menerima pencerahan cahaya Islam. Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu ialah pemborosan yang merupakan bab dari perbuatan setan. Allah mengajarkan kita agar bisa hidup irit, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma.
Rasulullah juga menunjukkan acuan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan seorang yang miskin, namun ia menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis yang artinya sebagai berikut :
“Dari Abu Umamah beliau berkata, “Pada suatu hari di sisinya, sobat Rasulullah saw. memperbincangkan ihwal dunia, maka Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian ialah bab dari dogma. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iktikad.” Maksudnya yaitu berpakaian apa adanya dan pantas.” (H.R. Abu Dawud)